Sunday, May 9, 2010

ILMU DAN AMAL

ILMU DAN AMAL

Oleh : H.M.Alfandi, M.Ag.

Para Pembaca Meteor Yang Budiman. Islam adalah agama yang sangat menghargai ilmu. Bahkan Allah Swt. mengatakan dalam firman-Nya ” Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Bardasarkan ayat al-Quran tersebut dikatakan bahwa Allah Swt. akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan. Atas dasar itulah maka Rasulullah Muhammad Saw. di beberapa haditsnya memerintahkan kepada umatnya untuk selalu menuntut ilmu. Perintah menuntut ilmu itu disebutkan dalam rentang waktu dari kandungan ibu sampai ke liang lahat (utlubul al ilma min al mahdi ila al lahdi). Artinya dari dalam kandungan, orang tua juga harus mulai memberikan didikan kepada anak yang berada dalam kandungannya. Demikian juga ketika sudah beranjak kanak-kanak sampai dewasa juga harus selalu menuntut ilmu. Tidak berhenti sampai di situ, bahkan sampai berakhir kontrak umur kita kepada Allah Swt. kita tetap diminta untuk selalu menuntut ilmu.

Perintah untuk menuntut ilmu itu juga ditunjukkan dalam rentang jarak yang jauh (utlubul al ilma walau bishiin). Negeri Cina adalah tempat yang jauh keberadaannya dari Tanah Arab. Artinya sejauh apapun keberadaan ilmu itu dari kita, kita juga diperintahkan untuk mencarinya –walau ke negeri Cina-. Perintah untuk menuntut ilmu sampai ke negeri Cina, selain menunjukkan jarak yang jauh, juga merupakan petunjuk Nabi bahwa ilmu yang dituntut itu tidak hanya ilmu yang berkaitan dengan ”ilmu agama”; karena negeri Cina bukan pusatnya sumber agama Islam. Maka disini lebih menunjukkan bahwa ilmu apapun sepanjang bermanfaat bagi kemaslahatan umat, juga wajib untuk diraihnya.

Namun demikian yang penting untuk diperhatikan lagi bahwa tugas menuntut ilmu adalah bukan tugas terakhir. Yang lebih penting dari itu adalah tugas untuk mengamalkannya. Karena ilmu yang tidak diamalkan adalah ibarat pohon yang lebat tapi tidak menghasilkan buah apa-apa (al ’ilmu bilaa ’amalin ka al syajarah bilaa tsamaratin). Demikian juga, jika ada orang yang beramal tapi mereka tidak memiliki ilmu dapat diibaratkan ”membangun rumah di malam hari yang gelap gulita”; yang sudah barang tentu akan menghasilkan sebuah bangunan yang tidak bagus dan kuat.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a., sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda, "Apabila anak Adam meninggal dunia, maka akan terputus amalnya kecuali tiga perkara: shadaqah jariyah (amal yang pahalanya selalu mengalir), ilmu yang bermanfaat, atau anak shaleh yang mendoakannya." (HR Muslim dan lainnya). Salah satu dari tiga hal tersebut, yang dapat kita dijadikan sebagai investasi di masa depan (akhirat) adalah ilmu yang bermanfaat. Salah satu ciri ilmu yang bermanfaat adalah jika ilmu itu diamalkan. Logikanya ketika kita memberikan sesuatu kepada orang lain maka kepunyaan kita akan berkurang. Akan tetapi jika yang kita berikan itu adalah ilmu kita maka insyaallah ilmu kita justru akan bertambah. Amin. Wallahu a’lam bish-shawab.

*) Penulis adalah Dosen Komunikasi & Penyiaran Islam, dan Ketua Laboratorium Dakwah Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang.

No comments:

Post a Comment